Piala Dunia dan Makan Malam Yang Tertunda

Pertengahan tahun 2010, piala dunia digelar di Afrika Selatan. Saya masih duduk di kelas X SMA waktu itu. Baru sekitar 2 tahun memperhatikan sepak bola, khususnya sepak bola lokal. Belum pernah sekalipun saya menonton sepak bola luar negeri. Namun begitu, saat itu saya tidak ingin melewatkan piala dunia yang gaungnya menggema menyelimuti seluruh bumi, setidaknya pada bagian - bagian di mana televisi telah menyentuh peradabannya. Bahkan sampai dengan hari ini ketika aku melihat lihat topik tentang piala dunia di berbagai media sosial, banyak orang yang mengatakan bahwa piala dunia 2010 begitu berkesan, dengan OST yang sangat booming, apa lagi kalau bukan waka-waka nya penyanyi kenamaan, Shakira. 

Saya sependapat. Piala dunia 2010 membawa kenangan ceria masa remaja. Saat itu, ketika menonton pertandingan sepak bola, saya akan mengirimkan sms kepada teman-teman, menanyakan apakah mereka menonton dan siapa yang mereka jagokan. Apabila sedang cocok jadwalnya, menyenangkan sekali bagi saya menonton sepak bola sembari mendiskusikannya melalui SMS. "Kenapa dianggap offside ?" , "Kenapa di(beri)kartu kuning ?" , kenapa begini, kenapa begitu, banyak sekali pertanyaan kenapa saya untuk teman yang dengan sabar menjelaskan. Maklum, saat itu saya belum sepenuhya paham permainan sepak bola. Nantinya,  saya cukup puas pada saat ujian tertulis olahraga tiba, saya melihat teman-teman perempuan mengelilingi anak-anak laki laki untuk bertanya ini-itu, sedangkan saya sendiri merasa tidak perlu melakukan itu. Tapi pada akhirnya nilai ujian tertulis olahragaku tidak terlalu bagus juga, karena walaupun pengetahuan tentang sepakbola cukup baik, tetapi pengetahuan tentang cabang olahraga lain sangat kurang hahaha

Saat itu pertandingan disiarkan dua kali, seingat saya jam 23.00 WIB dan jam 02.00 WIB hari berikutnya. Tentu saja ini menjadi masalah besar, karena ibu saya tidak mengizinkan saya bergadang untuk menonton bola. Jangankan untuk menonton bola, bergadang untuk belajar saja ibu tidak terlalu menyukainya. Maka sudah sangat sering saya dimarahi tengah malam ketika diam-diam menyalakan televisi. Tidak peduli seberapa kecil suara televisi saya atur, orangtua saya selalu terbangun. Waktu itu ibuku masih belum suka sepak bola. Dan ide tentang anak gadis  yang bangun malam-malam hanya untuk menonton bola terdengar absurd dan tidak bisa diterima . Bagaimana dengan (alm) ayahku ? Beliau juga melarang, tapi tampak setengah hati sebab beliau juga menikmati menonton sepak bola wkwkwk Karena sebal terus menerus dilarang menonton, saya mulai memikirkan ide bagaimana caranya agar bisa menonton sepak bola malam-malam tanpa dimarahi. Dan terbesitlah suatu ide brilian...

Saat itu saya menyadari, saya tidak pernah disela dan disuruh mengerjakan apapun ketika sedang makan, bahkan ketika ibuku sedang marah-pun, beliau terlihat mengerem kata-katanya. (Nantinya ketika pertama kali bekerja, saya shock luar biasa ketika sedang makan siang, atasan saya masih bisa menyela dan menyuruh saya melakukan sesuatu). Saya tidak tahu mengapa , barangkali seorang ibu memang sangat senang melihat anaknya makan dengan baik. Ditambah lagi saat masih kecil dulu, badan saya sangat kurus sehingga mungkin menyenangkan bagi ibu saya melihat saya makan dengan lahap. Dan disinilah saya memanfaatkan priviledge waktu makan ini. Skenarionya adalah begini. Waktu makan malam tiba, saya akan membeli jajan di warung. Sehingga ketika ibu saya menyuruh untuk makan, saya akan mengatakan kalau saya sudah kenyang karena baru saja jajan. Untuk bisa melakukan ini saya harus dengan cermat membagi uang saku untuk jajan di sekolah dan di rumah ketika malam hari. Nanti ketika siaran bola dimulai jam 02.00 pagi saya akan bangun dan menyalakan televisi. Ibuku akan marah dan menyuruh saya kembali tidur. Tapi dengan cerdik saya akan mengatakan bahwa saya sedang makan malam. Dan kata-kata "saya sedang makan" benar benar seperti mantra ajaib. Ibuku tidak akan marah dan kembali tidur. Yang perlu saya lakukan hanyalah makan dengan selambat mungkin sampai pertandingan sepak bola berakhir 😜

 Begitulah, menunda waktu makan malam sampai dengan tengah malam saat pertandingan sepak bola ini saya lakukan dan 100% berhasil. Dan tentu saja (alm) ayah saya ikut menonton ketika saya menyalakan televisi hahaha Namun trik ini saya lakukan hanya beberapa kali karena saya mendapatkan ide ini di akhir-akhir saat piala dunia hampir selesai. Pada saat partai final, Spanyol VS Belanda, saya menonton bersama (alm) ayah dan keponakanku yang di dini hari itu datang ke rumah membawa selimutnya. Pertandingan yang sangat seru dan berlangsung sampai subuh hari . Besoknya, ibuku mengizinkanku tidur sampai dengan siang karena sudah bergadang semalaman. 

Pada akhirnya berhasilnya trik ini menyadarkanku tentang besarnya kasih sayang orangtua pada anaknya.. Maka saya bersyukur sekali  piala dunia 2010 menjadi kenangan yang indah buatku. 

Komentar