Resensi "Origin" Karya Dan Brown

Identitas Buku

Judul Asli                   : Origin
Judul Terjemahan       : Origin
Pengarang                   : Dan Brown
Penerjemah                 : Ingrid  Dwijani Nimpoeno, dll
Penerbit                      : PT Bentang Pustaka
Cetakan                      : I
Tebal Buku                 : 516 halaman
Tahun Terbit               : 2017

Ikhtisar

"Dari mana asal kita ? Ke mana kita akan pergi ?"
Dua pertanyaan tersebut adalah tema utama petualangan Robert Langdon dalam novel kali ini. Menjadikan perseteruan tak berkesudahan antara sains dan agama, membuat novel ini kaya akan argumen-argumen menarik antara kedua belah kubu. Kisah dimulai ketika Langdon menghadiri sebuah presentasi seorang futuris ateis bernama Edmond Kirsch yang mengklaim bahwa dirinya telah menemukan suatu hal yang akan merobohkan pondasi agama-agama di dunia. Namun sesaat sebelum presentasi temuan nya diumumkan, seseorang yang menyusup diacara tersebut membunuhnya dengan pistol teredam. Dunia menuduh Uskup Katholik kerajaan yang ada dibalik pembunuhan tersebut, mengingat sebelum presentasi itu diadakan, Edmond menemui uskup tersebut bersama dengan dua pemuka agama terkemuka lain. Suasana menjadi kacau balau. Belum lagi, Langdon dituduh menculik Ambra Vidal, direktur sekaligus tunangan Calon Raja Spanyol yang kabur bersamanya untuk mencari kode aktivasi berupa baris puisi 47 karakter agar mereka dapat menayangkan hasil temuan Edmond yang belum sempat diumumkan. Dalam misinya itu, mereka dibantu Winston, sebuah program dengan kecerdasan buatan yang sangat canggih.

Setelah melewati petualangan yang menegangkan, termasuk lolos dari pembunuh bayaran yang juga membunuh Edmond, akhirnya mereka berhasil menayangkan temuan Edmond tersebut. Ada dua hal. Yang pertama akan menjawab pertanyaan "Dari mana asal kita ?". Ya, asal-usul manusia. Seperti yang dipelajari di sekolah menengah atas, Miller-Urey mencoba membuat ulang kondisi penciptaan awal dengan cara menduplikasi semua unsur-unsur kimia yang ada di lautan dan menyetrumnya dengan arus listrik sebagai tiruan dari petir, dengan harapan akan muncul mikroorganisme dari eksperimen nya. Tapi, tak pernah berhasil. Namun 50 tahun setelahnya, sampelnya diuji lagi dengan alat yang lebih canggih, ternyata dalam cairan itu terkandung asam amino dan molekul organik lain yang lebih kompleks. Sayangnya, butuh waktu ribuan atau mungkin miliaran tahun agar dapat berevolusi menjadi mikroorganisme yang paling sederhana. Dalam hal ini, Edmond yang telah menciptakan supercomputer E-Wave (yang diceritakan merupakan teknologi komputer paling tinggi saat itu) mampu memodelkan evolusi dari asam amino dan senyawa-senyawa hasil percobaan Miller.
Lalu dengan asas entropi, Edmond memasukkan perintah kepada sistem untuk menyebarkan energi pada sup primodial yang ia modelkan. Entropi secara sederhana dapat diartikan sebagai "kekacaubalauan". Simulasi ia setel sampai ratusan tahun, sehingga terbentuklah DNA. Edmond, sang futuris itu, dengan sombong menyimpulkan bahwa Tuhan tak dibutuhkan dalam penciptaan. Bahwa kehidupan tercipta secara spontan melalui hukum-hukum fisika.
quote dari "Origin"

Kemudian, temuan yang kedua, yang menjawab pertanyaan " Ke mana kita akan pergi ?" dijawab dengan membuat model dengan parameter-parameter seperti ukuran otak, kemampuan memproses, cakupan kosakata manusia zaman pra-sejarah sampai masa kini. Ternyata dalam model yang dibuat Edmond memprediksi masa depan manusia dalam bahaya, manusia akan terserap oleh makhluk dengan kingdom yang sama sekali berbeda dari 6 kingdom yang sudah ada (plantae, animalia, protista, fungi, eubacteria, archaebacteria). Kingdom ke 7 itu, Edmond beri nama kingdom Technium, yang mencakup segala jenis teknologi, yang tentu saja diciptakan manusia. Mesin-mesin akan beradaptasi seperti mekanisme seleksi alam Darwin. Hingga puncaknya nani Edmond meramalkan manusia sudah menyatu dengan teknologi yang begitu tinggi. Edmond membawa audiens nya ke dalam optimisme seperti teknologi lingkungan yang mampu menyediakan air minum, makanan bergizi, dan akses terhadap energi bersih bagi miliaran orang. punahnya penyakit kanker berkat rekayasa genom, dan lain-lain.

Terlepas dari banyaknya bahasan argumen ateis dalam menjawab asal - usul penciptaan (khususnya), namun menurut saya yang paling menarik dan paling elegan justru lahir dari jawaban Langdon sendiri. Yang intinya mengatakan bahwa, di alam, terdapat semacam kode, yang menurut definisinya haruslah memuat suatu informasi, membawa data, dan menyampaikan makna. Sehingga kode memiliki tujuan dan kesadaran dibaliknya. Dengan begitu, kode haruslah diciptakan. DNA, keseimbangan kosmos, keandalan fisika, ketepatan matematika.. ada kekuasaan besar di balik semua ini !

Namun setelah paparan teknologi yang begitu menggirukan, kisah ini ditutup dengan suatu ironi yang menurut saya , adalah peringatan penulis terhadap kemajuan teknologi, khususnya bahaya "artificial intellegent" alias kecerdasan buatan". Pasalnya, aktor utama di balik pembunuhan Edmond bukanlah Uskup Katholik , atau dari sekte agama manapun. Pun yang membunuh kedua pemuka agama lain. Otak dibalik pembunuhan Edmond dan kedua pemuka agama lain, serta semua isu-isu di internet, tiada lain adalah program dengan kecerdasan buatan milik Edmond sendiri, yaitu Winston. Pasalnya, Winston diprogram untuk melakukan usaha-usaha agar presentasi temuan Edmond ditonton oleh sebanyak mungkin pemirsa. Dan sangat ironi ketika program itu berkeyakinan bahwa membunuh tuan dan 2 pemua agama serta menuduh Uskup Katholik akan menaikkan pamor dan jumlah pemirsa presentasi temuan itu.

Kelebihan dan Kekurangan

Bukan rahasia lagi bahwa novel-novel Dan Brown memiliki alur cepat di mana setiap lekuk peristiwa terasa menegangkan dan penuh teka-teki. Ditambah lagi, pembaca selalu disuguhkan dengan serangkaian fakta fakta  seputar seni (baik klasik maupun modern), sains, organisasi keagamaan yang jarnag terdengar, maupun tempat tempat yang sangat eksotik. Ditambah lagi dengan argumen-argumen dalam cerita seputar asal usul kehidupan yang menjadi perdebatan tak berkesudahan kaum agama dan ateis mengajak akal kita untuk berpikir dan membawa saya pada nostalgia buku Stephen Hawking , Carl Sagan, Matt Ridley, maupun pelajaran biologi saat SMA. Dan ada satu adegan dalam buku ini yang sangat saya suka, yaitu bagian ketika Ambra bertanya pada Langdon apa pendapatnya tentang apakah hukum fisika saja cukup unutk menciptakan kehidupan.

Namun, dari pengalaman membaca novel-novel Dan Brown sebelumnya ( baru 3 sih hehe : The Da Vinci Code, Deception Point , dan Inferno) , saya bisa menebak siapa yang patut dicurigai sebagai pembunuh, yattaa !! Seneng sih, tapi kurang seru juga kalau bisa nebak begini. Biasanya, pola nya, yang paling tidak mencurigakan justru dia lah yang patut dicurigai ! Dan dalam hal ini , saya mencurigai Winston :D

Komentar

  1. Halo guyss ketemu lagi dengan admin nonton Film Subtitle Indonesia

    Nonton Film Bioskop Sub Indo >>INDOXXI
    atau bisa juga menggunakan Link Ini >>INDOXX1
    Link Alternative lain nya >>LAYARKACA21

    BalasHapus

Posting Komentar