Swipe : Doa yang Diijabah

Aku meletakkan kembali buku dan alat tulisku ke dalam tas kulit yang sedikit sobek -akibat sering membawa beban yang terlewat berat. Tak dapat segera beranjak, pikirku, mengamati keramaian sekitar. Maklum, penceramah sekaligus penulis buku terkenal dari kota gudeg baru saja memberikan materi yang membuat kaum adam nyengir-nyengir, dan membuat kaum hawa tak sanggup menahan gelak tawa. Ya, materi tentang pernikahan. Ustadz itu memang spesialis dalam materi materi model begini. Tapi bukan ustadz ini, atau materi kajian ini yang hendak saya ceritakan. Tapi peristiwa setelahnya..

Sudah setahun ini aku berdoa agar Allah "damparkan" saya bersama orang - orang sholeh. Orang-orang yang akan selalu mengingatkan kepadaku bahwa tujuan utama dari hidup ini adalah mencari ridha Dzat yang Maha Mencipta. Aku sering iri dengan teman ku yang masih di kampus, di sana ada banyak wadah..Dan di sore itulah, ketika pengumuman dari pengurus masjid diperdengarkan, aku merasa doaku resmi dikabulkan.. Pengumuman yang menjelaskan bahwa di Sabtu sore mendatang, akan ada kumpul perdana bagi pemuda-pemuda yang berkenan menjadi anggota remaja masjid. Dan sependengaran saya waktu itu, ada tim SHIFT Pemuda Hijrah akan datang. Syukur tak terkira membasahi hati..
Kawan-kawan swipe narsis bersama artis dan sutradara film 212 saat GL dulu,
saya dan beberapa tmen akhwat sibuk jajan :D

Dan saya bukan pemilik hati saya sendiri. Semangat yang sudah membumbung tinggi selama seminggu terhisap habis sebuah buku berjudul "Muhammad Sang Yatim" . Ya, di sore yang penting itu, seorang perempuan menyia-nyiakan doa nya selama setahun dan menyerah pada novel biografi manusia paling mulia. Aku tak jadi pergi sore itu. Resmi sudah aku merasa sangat bodoh. Buku itu kan bisa kubaca kapan saja.. Tapi berkesempatan menggabungkan dirimu dalam dakwah ? 

Logo awal swipe ketika pertama kali launching
Seminggu setelah nya, aku melihat pengumuman mabit di masjid yang menjadi pengobat rindu pada masjid Salman itu. Aku menshare nya di media sosial sambil merutuki mengapa pengumuman mabit diberikan hanya beberapa jam sebelum acara dilangsungkan. Maka malam itu, dengan hati yang tak lagi merutuk (karena baru saja gajian) , aku datang ke masjid dengan ekspektasi akan datang mabit yang agenda pertamanya adalah kajian oleh seorang ustadz. Bapak ojek menurunkanku tepat di depan masjid, yang terlihat sedikit mencurigakan karena terlihat sepi. Tapi sayup-sayup kudengar ada suara orang berbicara dengan pengeras suara. Akhirnya kuputuskan untuk ke Halalmart , membeli air mineral 1,5 L sebagai bekal mabit. Tak lupa juga ada jaket, alat tulis, alat shalat, AL-Qur'an dan buah naga yang telah dipotong-potong, dan alat-alat untuk membersihkan diri. Maka saya memang terlihat "ribet" (dan sering terlihat seperti itu). 

Sambil membayar di kasir, saya tanya pada mas nya, di mana letak pengajian nya karena ruang utama masjid terlihat sepi. Mas kasir terlihat sedikit bingung tapi beliau menunjukkan lokasi di mana sumber suara yang terdengar dari saat saya turun dari ojek. Dan tempat itu adalah di... kantin. Saya terbengong mendengar jawaban itu, tapi terasa semakin masuk akal ketika saya menuju kantin karena memang ada kumpulan massa.. Kajian nya di kantin ? Saya benar-benar bingung. Tapi kemudian saya mendengar kata "shift" .. Oh oh ooooh.. apakah ini ? Dan benar lah.. Ketika semakin dekat, kulihat pemuda dan pemudi duduk bersila di lantai yang normalnya menjadi tempat berpijak bangku-bangku kantin. Aku duduk di shaf akhwat paling belakang, sedikit menarik perhatian berkat keterlambatan dan barang bawaanku..

Malam itu pemuda pemudi yang mendaftarkan diri menjadi remaja masjid, berkumpul, merumuskan nama, dan membentuk struktur secara kasar. Panitia memberikan kupon senilai dua puluh ribu rupiah yang bebas ditukar makanan di warung-warung kantin yang masih buka. Di kemudian hari aku sadar, peserta remaja masjid akhwat selain diriku adalah usia anak SMA dan Kuliahan, sedangkan ikhwan justru masih ada yang masih SMP, SMA, Kuliahan , namuan banyak juga yang sudah bekerja sepertiku. Dan inilah manusia-manusia yang akan bersama sama denganku meniti jalan dakwah anak muda.. Manusia-manusia yang menjadi jawabanku doaku. 

Cukup di sinilah, aku akan menarik sebuah kesimpulan penting. Yang pertama adalah, berdoalah.. Dan berprasangka baiklah bahwa Dia yang Maha Mendengar akan mengabulkan nya. Bersabarlah akan waktu datangnya doa yang diijabah. Dan berprasangka baiklah, jika doa yang tak terkabul akan digantikan dengan yang lebih baik..Yang kedua adalah, bahwa apa yang ditakdirkan untukmu, bagaimanapun, tak akan luput darimu.. Siapa yang memberi rezeki saya bisa hadir di kajian sehingga dapat mendengar pengumuman itu ? Siapa yang membalikkan hati saya supaya tidak usah datang hari sabtu sore karena rupanya pertemuan itu diundur ? Siapa yang menggerakkan diri saya membuka facebook sehingga saya melihat pengumuman mabit ? Siapa yang menggerakan diri saya memesan ojek malam-malam untuk ikut mabit yang berujung bertemu dengan teman-teman SWIPE ?
Tiada lain tiada bukan adalah Allah Ta'ala, Yang Maha Mendengar, Maha Perencana Takdir..

PS : Ternyata mabit diundur bberapa menit sehingga saat saya datang masih sepi :D 

Komentar