Tadabbur Surat Al-Anfaal Ayat 1



By: Ust Hanan Attaki

“dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapangdaada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang . Katakanlaah : “Harta rampasan perang itu milik Allah dan rasul (menurut ketentuan Allah & Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang beriman.” (QS. AL-Anfaal :1)

Ada satu hikmah yang dapat diambil yaitu : Bagaimana setiap orang berpotensi melakukan kesalahan , sesholeh apapun dia. Bahkan kesalahan fatal pun masih mungkin dilakukan oleh orang sholeh, yang dalam pikiran kita sepertinya tidak mungkin seorang yang sholeh melakukan kesalahan seperti itu.
Para ulama menamakan surat Al-Anfaal dengan “Surotul Badar” , artinya surat Perang Badar. Jika dilihat dari penamaan tersebut, maka seharusnya surat ini terdiri dari kronologis perang badar. Seharusnya ayat pertama menerangkan adegan sahabat yang mencegat karavan Abu Sufyan, di dekat kota Madinah karena di dalam karavan tersebut banyak harta kaum muslimin yang dirampas pada saat hijrah ke Madinah (Muhajirin). Adegan ke dua seharusnya (misalna) bersiap-siap menghadang Abu Sufyan . Lalu Abu Jahal menyusul untuk menjaga karavan yang di dalamnya ada harta mereka. Ternyata Abu Sufyan mengambil jalan lain sehingga selamat dari kejaran kaum muslimin. Sehingga kaum muslimin memiliki dua pilihan, yaitu mengejar Abu Sufyan yang peluang terkejarnya lebih besar karena merupakan kafilah dagang, atau menghadang Abu Jahal yang pasukan nya lebih besar dari pasukan kaum muslimin.Dan ternyata Allah menyuruh mereka untuk menghadang Abu Jahal..
Namun ternyata adegan-adegan ini tidak dikisahkan dalam ayat-ayat awal Surat Al-Anfal. Justru ayat pertama adalah ayat setelah perang badar. (Alur adegan diambil setelah perang badar, yaitu tentang harta rampasan perang) yang merupakan adegan kontroversial.

Kaum muslimin mengumpulkan harta rampasan yang ditinggalkan musyrikin, misalnya unta yang harga seekornya mencapai lebih daru seratus juta (wow yeaaah), kuda yang bernilai ratusan juta, baju besim tombak, berhala emas, dll. Setelah harta dikumpulkan , masing-masing orang mengambil semampu mereka. Setelah hal itu terjadi, maka timbul-lah rasa cemburu kepada orang-orang yang mampu mengumpulkan harta lebih banyak . Lalu atas ketidaksetaraan yang didapat masing-masing orang , maka terjadilah terjadi sedikit keributan.
Bayangkan.. mereka adalah kaum Muhajirin, pun kebanyakan adalah “Assabiqunal awwaluun”.. Bahkan masih tersandung dalam hal keduniawian.. Padahal mereka adalah orang-orang yang rela disiksa karena membela Allah. Jangan lupa.. Setelah wafatnya Rasulullah, pada masa kekhalifahan Abu Bakar & Umar, Ahli badar (veteran perang badar) selalu diminta pendapat ketika syuro’. Seperti kita tahu bahwa perang badar adalah perang yang sangat luar biasa,dimana Allah menurunkan malaikat-malaikat  Nya untuk membantu kaum muslimin. Bayangkan ! Untuk Level manusia yang urusan nya sampai dibantu malaikat, masih tersandung dalam hal-hal dunia.. masalah harta, materi.. Inilah realita..Adanya keributan di antara kaum muslimin diisyaratkan dengan adanya potongan ayat “..damaikanlah urusan diantara kalian...”

Bahkan ketika di surat Al Imron (133-135), Allah menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa : orang yang berinfaq dalam keadaan senang maupun susah, orang yang menahan amarah, orang yang memaafkan, orang yang berbuat baik.  Di ayat selanjutnya dijelaskan bahwa orang yang bertakwa  juga adalah orang yang ketika mendzalimi diri sendiri segera mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya.

Dari ciri yang terakhir, dapat disimpulkan bahwa tidak menutup kemungkinan orang bertakwa untuk berbuat salah. Namun setelah berbuat salah, mereka langsung meminta ampun..Jadi, potensi orang yang sholeh dan tidak sholeh sama besarnya untuk melakukan kesalahan. Bedanya setelah melakukan kesalahan, orang-orang sholeh menerima kritik dari orang lain, dia terima, dia meminta ampun, lalu memperbaiki diri.. Sedang orang yang tidak shaleh selalu mendustakan, merasa paling benar..
Ingatkah dengan Surah Abasa ? Yang menceritakan bagaimana Rasulullah ditegur oleh Allah karena bermuka masam kepada Abdullah bin Ummi Maktum. Setelah ditegur, Rasulullah langsung memohon ampun dan meminta maaf kepada Abdullah bin Ummmi Maktum. Ketika Abdullah bin Ummi Maktum datang, Rasulullah lalu membentangkan sorban nya dan mengatakan “Selamat datang, wahai orang yang karena nya aku ditegur oleh Allah SWT.” (Btw banyak sekali hikmahyang ada di surat Abasa, salah satunya adalah bukti kebenaran Rasulullah sbg utusan Allah, kapan kapan kita bahas yuks ).

Dalam konteks ini, hikmahnya adalah : misal ada seseorang yang sholeh yang mengajak kita kepada kebaikan, atau karena nya kita berhijrah, suatu saat kita mendapati dia lemah (tidak melakukan apa yang pernah diajarkan kepada kita), maka janganlah judge dia dengan ayat.. (ayat apa sih itu yang.. “Sesungguhnya Allah benci sekali dengan orang yang menyeru kepada suatu kebaikan tetapi tidak melakukan nya), itu maksudnya bukan orang-orang yang belum melakukan suatu kebaikan tidak boleh menyeru kepada kebaikan itu. Tetapi ayat itu diturunkan kepada beberapa orang yang meminta – minta diturunkan perintah berjihad , namun ketika perintah tesebut turun, mereka tidak melakukan nya.

Jika kita menyembunyikan suatu kebaikan karena belum mampu melaksanakan nya, maka kita terkena di Surah Al-Baqoroh : “Kalian menyembunyikan kebenaran,.. padahal kalian tau..”
Jangan mencela orang karena kita belum tentu kita lebih baik dari mereka. Karena yang namanya iman itu naik turun, makanya jangan mencela. Jangan menggunakan panggilan buruk,  munafiq, ahli maksiat, pendosa besar , kufur dll, termasuk pada orangtua J
Siapa kita yang tidak membuka pintu maaf kita kepada orang lain padahal Allah Yang Maha Tidak Butuh pada hamba-Nya, selalu memaafkan ? Karena sesungguhnya ketika Allah menciptakan kata “dosa”, Allah juga menciptakan ampunan.. Coba perhatikan di ayat-ayat teguran untuk kaum musliminn selalu ditutup dengan  “Ghofurrurrohiim”, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..”. Kata Rasulullah, jika kita tidak melakukan kesalahan,  maka Allah akan menciptakan makhluk lain yang melakukan kesalahan, untuk diampuni oleh Allah J
Maka ketika kita mendapati orang sholeh melakukan kesalahan yang tidak selevel denga kesholehan nya, (misalnya itu adalah kesalahan yang seharusnya dilakukan orang yang tidak sholeh), maafkanlah, nasehatilah dia dengan lemah lembut, karena kita tidak tahu baik / buruknya seorang sampai dia menutup matakhusnul khotimah atau tidak, maka tidak boleh melabeli orang dengan kata “orang suci” atau ahli neraka. Bahkan walaupun tidak khusnul khotimah, kita tetap tidak boleh melabeli “ahli neraka” karena bisa jadi Allah mengampuni dia karena amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, anaknya yang hafidz Qur’an dsb. Asal dia tidak musyrik / kafir.. Maka maafkanlah.. lapangkanlah..

Jika ada orang lain yang bersalah kepada kita, itu karena Allah ingin mengampuni kesalahan/ dosa kita dengan jalan kita mau mengampuni kesalahan orang lain.. J Makin sering seseorang melakukan kesalahan kepada kita, berarti semakin banyak dosa kita yang telah lalu yang Allahingin ampuni..
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah opada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapangdaada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS AN-Nur : 22)

Jadi ayat tersebut turun berkenaan dengan Abu Bakar RA yang bersumpah tidak akan menopang hidup/membantu salah satu kerabatnya yang menjadi salah satu penyebar berita bohong ( dngan fitnah yang sangat keji) tentang putri tercintanya, Aisyah RA..Maka Allah menurunkan ayat ini..
Maka Abu Bakar memaafkan kerabatnya, dan kembali menopang hidup kerabatnya tersebut.. Sami’na wa atho’na banget ya..
--
Sebagai penutup, inilah beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan ketika kita melihat kesalahan teman :
-          Tutup aibnnya, jangan ditegur di depan umum (misalnya di grup medsos)
-          Maafkan dia
-          Nasehatu dia dengan nasehat yang baik.
-          Berlapadang dada à easy going lagi
-          Berprasangka baik, jang terburu-buru menghakimi orang lain. Husnudzon.


Komentar