Bapak Penjual buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap

Tentang Bapak Penjual buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Buku yang sudah aku lihat sejak masih kecil sekali.  Di tulisan itu, pemilik akun menceritakan bagaimana Bapak ini (yang baru aku tahu sekarang namanya adalah Sutan Akbar umur 59 tahun) cukup fasih berbahasa Inggris, dan berwawasan sangat luas hanya dengan otodidak. Mengagumkan sekali , hanya karena kegemaran nya membaca, beliau mengerti ilmu-ilmu tingkat perkuliahan seperti Manajemen, Plannologi dan Psikologi. 
Empat puluh tiga hari kemudian , yaitu pada Kamis, 22 Oktober 2015, aku bertemu dengan beliau, Bapak Sutan, di dekat pertigaan jalan dekat jalan Purnawarman (dekat Unisba). Ketika itu aku dan seorang teman akan pergi les bahasa Inggris. Aku melihat seorang bapak yang berjualan buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, dan aku langsung mengenali beliau sebagai Bapak penjual buku tuntunan shalat yang terkenal pintar. Aku senang sekali. Aku memperhatikan beliau menawarkan dagangan nya dengan ramah pada salah satu laki-laki yang terlihat akan masuk gedung perkantoran. Laki-laki itu menolak. Namun senyum tak Bapak Sutan lepaskan dari bibirnya. Aku tidak ingin membeli, karena aku tahu aku sedang dalam penghematan besar, uang saku perbulan ku harus dipotong untuk biaya les. Tapi sudah kuduga, hatiku tidak tenang. Kaki pun melangkah mendekati si Bapak. 


Google+                                                                                                                                                                                 More
Source : https://id.pinterest.com/pin/675399275338762038/
“Berapa pak ?” kataku sambil tersenyum ramah. Sebenarnya aku sudah tahu berapa harganya lewat tulisan yang aku baca. Aku hanya penasaran apakah bapak akan menjawab dalam bahasa Inggris atau tidak. “Ten thousand rupiahs”. Wow ! aku senang sekali. Bapak benar benar pintar berbahasa Inggris. Kami mengobrol sedikit dengan bahasa Inggris yang aku lupa tentang apa. Lalu bapak bertanya, “Where do you study ?” “ITB , Sir” "Semseter?” “Seven Sir “Wah sudah mau lulus ya. What’s your topic?” Aku terdiam sebentar. Sejujurnya aku belum mulai mengerjakkan TA, hanya baru belajar kulitnya saja. Maka aku menjawab “CCS , Sir. You know, capturing carbon dioxide from the atmosphere and then inject them to the ground” . “Oh.. carbon dioxide..penyebab perubahan iklim ya ? sama gas CFC juga kan ? saya baca  bukunya… analisis mengenai dampak lingkungan………………………” Aku tidak bisa mendengarkan dengan baik apa yang beliau bicarakan (dan itu yang membuatku menyesal), karena aku terlalu terpesona dengan pengetahuan nya.. apa ini..dia tahu manajemen, plannologi, psikologi.Mengapa banyak sekali hal ? Aku memtotong penjelasannya (tentang lingkungan) dan bertanya “Pak, bapak pintar, apa bapak kuliah ?” “Wah engga neng, bapak nggak kuliah. Bapak cuma sampai kelas 3 SD”. Aku terdiam lagi, wajahku masih terpesona. “Sir, take a picture with me okay ?” Aku sudah memberikan isyarat untuk temanku mengambilkan foto ku berdua dengan Pak Sutan. Tapi beliau menolak. “Wah jangan mbak, saya lagi dicari wartawan gara-gara saya pernah masuk facebook dan istri saya marah sekali.” Saya masih belum mengerti, “Marah kenapa Pak ?” “Ya istri saya marah, anak-anak saya juga marah sekali. Yang paling kecil dia dibully di sekolahnya gara2 saya muncul d facebook. Kata istri saya saya itu jelek dan pendek. “Saya mau nikah sama kamu ya karena kamu pinter aja, biar keturunan saya nanti pinter-pinter.” Ya begitu neng kalo perempuan mah kebanyakan ngga memandang fisik, tapi memandang yang lain nya. Beda, kalo laki-laki biasanya menikahi perempuan karena kecantikan nya. Saya punya tujuh anak, Anak pertama saya Teknik Sipil ITB, yang kedua Teknik ….. ITB, ………, yang sekarang juga ada masih di ITB di Kimia Analisis sama yang baru masuk di Teknik Industri (mungkin maksudnya FTI karena baru masuk alias 2015)…”
Nah itulah yang membuat saya kaget.. Jangan memandang remeh bapak itu, walaupun bapak itu hanya menjual buku risalah tuntunan shalat lengkap, dan beliau hanya tamat kelas 3 SD, namun beliau mampu membuat anak-anaknya berkuliah di ITB… menurut bapak itu, beliau menjual buku itu karena memang hobi, beliau tidak suka diam, beliau suka berjalan-jalan, berkeliling, berinteraksi, mengambil pelajaran dari sekitar.. walapun anak-anaknya sudah melarangnya berjualan…. Menurut pendapatku bapak ini bukan orang yang hidup kesusahan, karena anaknya sudah 2 yang lulus dr ITB, dan bukan nya sombong, tapi In syaa Allaah anaknya pasti bisa menghidupi orangtuanya dengan layak.. namun sekali lagi, ini adalah pilihan Bapak Sutan Akbar untuk berjualan buku, berjalan-jalan, berinteraksi dengan banyak orang……




Ditulis udah lama sebenernya

Komentar